Jaga
lingkungan, cintai ibu pertiwi
Membangun kesadaran masyarakat pentingnya memelihara
dan melestarikan lingkungan hidup dalam menghijaukan Kabupaten Kediri yang
diprakarsai Bupati Kediri dr. Hj Haryanti Sutrisno dengan Gerakan Penanaman
Satu Milyar Pohon (OBIT ) 28 Nopember 2014 di Kawasan Wisata Gunung Kelud kini
merambah di wilayah Kecamatan Wates.
MG 3794Kegiatan Penghijauan dan penanaman bibit pohon
di lokasi Hulu Sumber Kolak Truneng Desa Tempurejo Kecamatan Wates diikuti oleh
± 600 orang, yang terdiri dari Muspika, Perangkat Desa, Kepala UPTD, Guru,
Siswa-siswi, Lembaga, Karang Taruna dan Swasta serta Masyarakat . Senin ( 1/12
).
Manfaat dari pohon sangatlah penting bagi kehidupan
manusia karena pohon menghasilkan Oksigen yang diperlukan manusia dan hewan
untuk bernafas. Terutama Pohon Trembesi, yang mampu menyerap karbon dioksida
lebih besar dibandingkan pohon lain. Menurut penelitian Endes N. Dahlan Dosen
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, satu batang pohon Trembesi mampu
menyerap 28,5 ton karbondioksida setiap tahunnya.
Jenis-jenis bibit yang ditanampun beraneka ragam,
yaitu Pule, Aren, Trembesi, Akasia, SirsatDSC 0112 dan Kemiri. Untuk bibit Pule
dan Aren masing-masing sebanyak 300 bibit. Trembesi 100 bibit, Akasia 50 bibit,
Sirsat 40 bibit dan Kemiri 10 bibit. Secara keseluruhan bibit yang ditanam 800
bibit.
Drs. Ec. H. Puji Hermono, SH, MSi Camat Wates kegiatan
penghijauan sengaja mengajak anak anak sekolah guna menumbuhkan sikap dan
perilaku cinta lingkungan. Dengan mendidik anak mencintai alam melalui
pelaksanaan penghijauan sejak dini, kedepan akan muncul generasi penerus
pejuang pelestari alam.
Dulu, Indonesia terkenal dengan tanahnya yang subur.
Tanaman apapun bisa tumbuh subur di sana. Namun, seiring dengan berkembangnya
teknologi yang semakin canggih, Indonesia tidak lantas menjadi lebih baik,
karena tanah yang dulu subur menjadi gersang dan tandus. Gagal panen sering
terjadi akibat cuaca yang mulai tidak bersahabat. Semua bukan tanpa sebab,
karena banjir, tanah longsong, tsunami, kekeringan, dan dampak buruk lainnya
terjadi akibat perlakuan manusia yang tidak bertanggung jawab, seperti
pembalakan liar, pembakaran hutan, illegal loging, dan masih banyak bentuk
kerusakan lainnya. Jika hal itu dibiarkan dan tidak segera diatasi, apa yang
akan terjadi dengan bangsa ini?
Untuk menghindari ancaman yang setia mengintai setiap
tahunnya, kini saatnya kita mulai memperlakukan lingkungan dengan baik dan
bersahabat, salah satunya dengan menumbuhkan kesadaran cinta lingkungan pada
anak usia 5 -12 tahun. Mengapa demikian? Mengajarkan anak untuk mencintai
lingkungan sejak usia dini akan membuat mereka memiliki perlakuan yang baik dan
ramah terhadap alam. Selain itu, pada anak usia 5-12 tahun, biasanya mereka
lebih gampang diarahkan. Apalagi jika yang mengarahkan adalah pihak-pihak yang
berpengaruh, seperti orang tua, guru sekolah, tokoh masyarakat lainnya.
Salah satu cara yang tepat dan efektif untuk
menumbuhkan kesadaran cinta lingkungan pada anak usia 5 -12 tahun adalah
melalui dunia pendidikan. Institusi pendidikan harus mampu menjadi benteng
utama yang tangguh untuk menanamkan nilai-nilai budaya cinta lingkungan hidup
kepada anak-anak didiknya. Sebagai upaya untuk menumbuhkan sikap, perilaku dan
budaya cinta lingkungan hidup kepada anak-anak sejak usia dini, maka kita bisa
mengajarkan anak beberapa metode pendidikan yang berhubungan dengan alam,
seperti : outbond, teori menanam dan melestarikan tanaman, menjaga lingkungan Membangun
kesadaran masyarakat pentingnya memelihara dan melestarikan lingkungan hidup
dalam menghijaukan Kabupaten Kediri yang diprakarsai Bupati Kediri dr. Hj
Haryanti Sutrisno dengan Gerakan Penanaman Satu Milyar Pohon (OBIT ) 28
Nopember 2014 di Kawasan Wisata Gunung Kelud kini merambah di wilayah Kecamatan
Wates.
MG 3794Kegiatan Penghijauan dan penanaman bibit pohon
di lokasi Hulu Sumber Kolak Truneng Desa Tempurejo Kecamatan Wates diikuti oleh
± 600 orang, yang terdiri dari Muspika, Perangkat Desa, Kepala UPTD, Guru,
Siswa-siswi, Lembaga, Karang Taruna dan Swasta serta Masyarakat . Senin ( 1/12
).
Manfaat dari pohon sangatlah penting bagi kehidupan manusia karena
pohon menghasilkan Oksigen yang diperlukan manusia dan hewan untuk bernafas.
Terutama Pohon Trembesi, yang mampu menyerap karbon dioksida lebih besar
dibandingkan pohon lain. Menurut penelitian Endes N. Dahlan Dosen Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor, satu batang pohon Trembesi mampu menyerap
28,5 ton karbondioksida setiap tahunnya.
Jenis-jenis bibit yang ditanampun beraneka ragam,
yaitu Pule, Aren, Trembesi, Akasia, SirsatDSC 0112 dan Kemiri. Untuk bibit Pule
dan Aren masing-masing sebanyak 300 bibit. Trembesi 100 bibit, Akasia 50 bibit,
Sirsat 40 bibit dan Kemiri 10 bibit. Secara keseluruhan bibit yang ditanam 800
bibit.
Drs. Ec. H. Puji Hermono, SH, MSi Camat Wates kegiatan
penghijauan sengaja mengajak anak anak sekolah guna menumbuhkan sikap dan
perilaku cinta lingkungan. Dengan mendidik anak mencintai alam melalui
pelaksanaan penghijauan sejak dini, kedepan akan muncul generasi penerus
pejuang pelestari alam.
Dulu, Indonesia terkenal dengan tanahnya yang subur.
Tanaman apapun bisa tumbuh subur di sana. Namun, seiring dengan berkembangnya
teknologi yang semakin canggih, Indonesia tidak lantas menjadi lebih baik,
karena tanah yang dulu subur menjadi gersang dan tandus. Gagal panen sering
terjadi akibat cuaca yang mulai tidak bersahabat. Semua bukan tanpa sebab,
karena banjir, tanah longsong, tsunami, kekeringan, dan dampak buruk lainnya
terjadi akibat perlakuan manusia yang tidak bertanggung jawab, seperti
pembalakan liar, pembakaran hutan, illegal loging, dan masih banyak bentuk
kerusakan lainnya. Jika hal itu dibiarkan dan tidak segera diatasi, apa yang
akan terjadi dengan bangsa ini?
Untuk menghindari ancaman yang setia mengintai setiap
tahunnya, kini saatnya kita mulai memperlakukan lingkungan dengan baik dan
bersahabat, salah satunya dengan menumbuhkan kesadaran cinta lingkungan pada
anak usia 5 -12 tahun. Mengapa demikian? Mengajarkan anak untuk mencintai
lingkungan sejak usia dini akan membuat mereka memiliki perlakuan yang baik dan
ramah terhadap alam. Selain itu, pada anak usia 5-12 tahun, biasanya mereka
lebih gampang diarahkan. Apalagi jika yang mengarahkan adalah pihak-pihak yang
berpengaruh, seperti orang tua, guru sekolah, tokoh masyarakat lainnya.
Salah satu cara yang tepat dan efektif untuk menumbuhkan kesadaran
cinta lingkungan pada anak usia 5 -12 tahun adalah melalui dunia pendidikan.
Institusi pendidikan harus mampu menjadi benteng utama yang tangguh untuk
menanamkan nilai-nilai budaya cinta lingkungan hidup kepada anak-anak didiknya.
Sebagai upaya untuk menumbuhkan sikap, perilaku dan budaya cinta lingkungan
hidup kepada anak-anak sejak usia dini, maka kita bisa mengajarkan anak
beberapa metode pendidikan yang berhubungan dengan alam, seperti : outbond,
teori, dan lain-lain. Selain itu, pendidik juga bisa mengajak anak-anak
melakukan aksi sosial, diantaranya : tanam pohon, membersihkan lingkungan dari
sampah, dan lain sebagainya.
Menumbuhkan generasi yang cinta lingkungan bukan hanya
tanggung jawab para pendidik saja, karena orang tua maupun masyarakat juga
memiliki tanggung jawab yang sama pada generasi muda. Anak-anak usia 5-12 tahun
merupakan harapan bangsa, ditangan merekalah diharapkan budaya ramah lingkungan
di seluruh wilayah akan terbangun. Jadi, dengan menumbuhkan kesadaran cinta
lingkungan pada anak usia 5 -12 tahun, maka kelak mereka akan memahami betapa
pentingnya menjaga dan merawat lingkungan.
Beberapa cara yang bisa di ajarkan kepada anak-anak
usia 5-12 tahun, diantaranya :
- Mengajarkan pada anak bagaimana caranya menghemat
energi listrik
- Mengajarkan pada anak agar bijak dalam pemakaian air
- Ajarkan kepada anak cara berkebun atau menanam
tanaman hias di pekarangan rumah
- Mengajarkan cara mendaur ulang sampah.
- Rekreasi ke alam
- Memberikan contoh nyata kepada anak tentang cara
mencintai alam
Semoga bermanfaat.
0 comments:
Post a Comment